Menko Airlangga Perkirakan Nilai Fintech di Indonesia Bakal Tembus USD 100 Miliar di 2025


 Menteri Koordinator Sektor Ekonomi Airlangga Hartarto yakini financial technology (fintech) tetap akan mainkan peranan penting dalam tingkatkan inklusi keuangan serta alih bentuk digital di Indonesia.

situs judi bola terpercaya mencari situs judi bola online terpercaya

Di tahun 2019, laporan Google, Temasek, serta Bain dan Co memperlihatkan jika ekonomi digital Indonesia ialah yang paling besar dengan perkembangan paling cepat di ASEAN.


"Fintech mempunyai fungsi besar, dengan perkiraan nilai sebesar USD 40 miliar serta perkembangan tahunan sebesar nyaris 50 %. Diprediksi pada 2025, fintech akan berharga lebih dari USD 100 miliar, didorong oleh bermacam service digital yang ada," bebernya, Rabu (11/11/2020).


Dia juga menjelaskan, fintech di Indonesia adalah bidang yang paling aktif serta bersaing di dunia. Ini diperlihatkan dengan hadirnya 4 unicorn perusahaan fintech dengan nilai lebih dari USD 1 miliar serta satu decacorn dengan nilai lebih dari USD 10 miliar.


"Fintech bersama revolusi industri keempat, e-commerce, serta on-demand serviss, sudah jadi ikon serta showcase untuk ekonomi digital Indonesia di sejumlah tahun akhir," terang Airlangga.


Pada awal peningkatan fintech pada 2016, jalan keluar service yang ada cuman diprioritaskan ke pembayaran (payment) serta utang (lending). Dalam 4 tahun, service fintech berkembang jadi bermacam mode usaha, terhitung digital capital raising, InsurTech, serta pasar provisioning.


Kesuksesan peningkatan fintech dikuasai oleh lingkungan penataan yang aman. Menko Airlangga menghargai Kewenangan Layanan Keuangan (OJK) sebab sudah mengenalkan regulatory sandbox yang memungkinkannya pengembangan keuangan digital untuk berkembang.


"Pemerintahan memberi ruangan untuk fintech untuk memberikan dukungan penerapan bermacam program pembangunan. Sesaat OJK yang lakukan pemantauan dalam peningkatan mode usahanya," tambah Menko Ekonomi.


Di lain sisi, kekuatan fintech disertai beberapa rintangan. "Literasi keuangan serta digital harus lagi dinaikkan, disokong dengan ekosistem yang aman serta kerjasama lintas bidang untuk mengoptimalkan imbas dari bermacam program serta ide Pemerintahan," ikat Airlangga.


Awalnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku keuangan tehnologi atau fintech sudah banyak memberi andil positif pada ekonomi nasional. Hal tersebut tercermin dari makin besarnya akses pembiayaan dikasih ke warga.


"Saya ketahui service fintech sudah berkembang benar-benar cepat. Andil fintech pendistribusian utang nasional 2020 raih Rp 128,7 triliun bertambah 113 % secara year on year," kata Jokowi, pada acara Indonesia Fintech Summit, secara virtual di Jakarta, Rabu (11/11/2020).


Dalam catatan Presiden, s/d September 2020, ada 89 pelaksana fintech yang berperan Rp 9,87 triliun pada transaksi bisnis service layanan keuangan Indonesia. Sesaat Rp 15,5 triliun diteruskan pelaksana fintech, equity crowdfunding.


"Ini jadi perubahan mengagumkan," paparnya.


Walau demikian, Bekas Gubernur DKI Jakarta itu mengetahui kita tetap punyai pekerjaan rumah besar untuk peningkatan tehnologi keuangan. Ingat index inklusi keuangan di Indonesia masih ketinggalan dibanding beberapa negara asia.


Pada 2019 inklusi keuangan di Indonesia baru 76 %, lebih rendah dari beberapa negara lain di Asia. Di mana Singapura 98 %, Malaysia 85 %, Thailand 82 %.


"Serta kita masih di angka 76 %. Tingkat literasi keuangan digital masih rendah baru 35,5 % ada banyak warga banyak pakai service keuangan tidak resmi serta baru 31,26 % warga sempat pakai service digital," keluh Jokowi.


Ketua Satuan tugas Siaga Investasi Tongam L Tobing bagikan panduan ke warga yang pengin memakai layanan utang online. Berikut ada 4 panduan yang seharusnya dikerjakan warga saat sebelum pinjam uang dari fintech.


Postingan populer dari blog ini

Pendaftaran MMA Impact Forum 2020 di Indonesia Mulai Dibuka

Why it’s so hard to be young in Britain

The emergence of pet keeping